Oleh : Muhsoni, F.F., Efendy, M
Jumlah dusun di Pulau Mandangin ada tiga, yaitu : Dusun barat (6 RT), Dusun Kramat (5 RT), dan Dusun Candin (5 RT). Berdasarkan data RTRW (2011) pada tahun 2007 Pulau ini berpenghuni 15.975 jiwa. Tahun 2012 jumlah penduduk di Pulau Mandangin mencapai 18.423 jiwa (Ihsannudin, 2012). Dengan luas Pulau 1,65 km2 kepadatan penduduk di pulau Mandangin mencapai 11.165 orang/km2 atau 1 orang/100m2. Jumlah Keluarga mencapai 3.762 KK. Pulau ini menjadi salah satu pulau yang mempunyai kepadatan penduduk sangat padat. Masalah yang sampai saat ini masih belum terselesaikan dan masih terus bertambah di pulau Mandangin adalah masalah sampah. Sarana tempat pembuangan akhir dan pengolahan sampah tidak ada di Pulau Mandangin. Padatnya penduduk di Pulau Mandangin ditambah tidak adanya tempat pembuangan akhir sampah dan pengolahan sampah menyebabkan masyarakat membuang sampah dimana saja. Hal ini menyebabkan banyaknya tumpukan sampah dimana-mana yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan kerusakan lingkungan pesisir. Sehingga banyak ditemukan kasus masyarakat yang mengalami masalah kesehatan terutama penyakit kulit. Di sisi lain usaha atau kesadaran masyarakat tentang sanitasi dan kebersihan masih sangat rendah.
Sampah yang dihasilkan di mitra dan Pulau Mandangin berdasarkan asalnya terdiri dari :
- Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
- Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng,
Solusi yang ditawarkan untuk mengolah sampah organik adalah dengan menggunakan Burner Lathi geni 2. Alat ini memanfaatkan sampah untuk proses pembakaran. Prosesnya adalah dengan sampah yang tidak homogen dibakar dengan proses, kompossi udara yang tepat sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna. Spesifikasi alat dengan proses pembakaran sempurna (Burner Lathi Geni 2)
Bagian-bagian dari Burber Lathi Geni 2 adalah :
- Reaktor Pembakaran
- Pintu pemasukan sampah
- Blower
- Kepala Burner
- Pintu Pengeluaran Abu
Alur proses Burner Lathi Geni 2 :
- Penyalaan api dengan kayu/kertas kering sampai api terbentuk
- Setelah api terbentuk sampah yang terkumpul dimasukkan reaktor sampai batas yang diinginkan
- Blower dinyalakan dan damper dibuka sedikit demi sedikit sampai lidak api terbentuk sempurna
- Lidah api/Flame terbentuk siap dimanfaatkan.
Pengolahan sampah organik dirubah menjadi bahan bakar alternative berupa briket. Tahapan pembuatan briket sampah organik adalah sebagai berikut :
- Pada tahap awal sebelum dibuat briket sampah organik, sampah dijadikan arang organik terlebih dahulu, tahapannya :
- Sampah dipisahkan, sampah organik yang bisa dijadikan briket berupa : daun, ranting, kertas, kayu, tempurung kelapa, serbuk gergaji
- Siapkan drum dan dibuat lubang pada bagian tengah alasnya (diameter 25 cm);
- Drum diletakkan terbalik di atas tanah berpasir, dan masukkan daun kering ke dalam drum melalui lubang buatan dan dibakar. Selama proses pembakaran dijaga agar tidak ada udara yang keluar masuk drum secara leluasa agar tidak menjadi abu. Pengisian dihentikan ketika isi drum telah mencapai tinggi drum.
- Jika asap yang keluar dari lubang buatan mengecil maka pembakaran sudah selesai.
- drum digulingkan dan arang dikorek-korek, Jika masih terdapat bara arang yang menyala disiram dengan air agar arang yang terjadi tidak menjadi abu.
- Setelah menjadi sampah menjadi arang, arang ditumbuk halus.
- Siapkan kanji yang diencerkan dengan air panas. Campurkan kanji dengan bubuk arang sehingga menjadi adonan yang lengket.
- Siapkan cetakan (dari seng atau pipa paralon), bisa berbentuk bulat atau kotak
- Masukkan campuran kanji dan arang organik ke dalam cetakan dan dilakukan pengepresan dengan ditekan-tekan agar briket yang dihasilkan padat.
- Selanjutnya dijemur sampai kering dan briket sampah organic siap dipakai