Kegiatan inisiasi dan penjajaakan kegitan Integrated Farming System oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan ini dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian dari beberapa Dosen di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan yang memperoleh pendanaan dari hibah PIP (Program Inovasi Pembelajaran) tahun 2020. Pak Abdu dan Prof. Dr. Ir. Zainuri, M.Sc melakukan kegiatan riset terkait Pengaruh Pemberian Probiotik Ikan terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Tambak Banyuajuh, Kamal, Bangkalan. Pengelola dari tambak Banyuajuh ini adalah Poktan Karya Bumi yang diketuai oleh Bapak Mulyadi. Kegiatan ini menggandeng dua mahasiswa/i Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan atas nama Yoga Darmawan (170351100032) dan Wahyu Rehabdian Rengga Ariwinata (17035100031).

Gambar 1. Kegiatan riset mahasiswa yang didanai oleh program PIP (Program Inovasi Pembelajara) dari Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Seiring berjalannya waktu, kegiatan penelitian ini berkembang dan berlanjut untuk mengupayakan adanya kerjasama dengan pihak Poktan Karya Bumi dalam skema kegiatan Pengabdian Masyarakat tahun 2021. Setelah diupayakan adanya kegiatan koordinasi awal oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan bersama Poktan Karya Bumi, Bapak Mulyadi menginformasikan bahwa akan diadakan kegiatan inisiasi dan kerjasama oleh BPP (Balai Penyuluh Pertanian: dalam hal ini dikomandani oleh Bu Mufaidah, Staf Penyuluh Pertanian di BPP Kamal) Kamal dengan Poktan Karya Bumi dalam skema kegiatan bercocok tanaman padi. Hal ini dilatarbelakangi oleh fakta dan fenomena bahwa lahan di Kecamatan Banyuajuh, khusususnya di sekitar wilayah pertambakan Poktan Karya Bumi dirasa kurang optimal dalam mendapatkan hasil dan produktivitas tanaman padi.

Oleh karena itu, Poktan Karya Bumi menawarkan skema kegiatan “Mina Sayur” untuk dapat digagas dan dikonsep, serta diwujudkan bersama para akademisi di lingkungan Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan dan para staf penyuluh pertanian di lingkungan BPP Kamal. Berdasarkan informasi tersebut, Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan segera berkoordinasi dan melaporkan hasil kegiatan koordinasi awal bersama jajaran staf Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Koordinasi internal awal di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan berjalan dengan baik dan ditemui kesepakatan di antara jajaran staf Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan untuk dapat merealisasikan kegiatan “Mina Sayur” dengan bantuan dan legacy dari pihak BPP Kamal.

Gambar 2.  Tindak lanjut Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan dengan BPP Kamal dan Poktan Karya Bumi untuk menggagas kegiatan “Mina Sayur”

Koordinasi kedua antara Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan dengan staf Dosen membuahkan kesepakatan untuk dapat menjalin MoU (Memorandum of Understanding) agar kegiatan “Mina Sayur” ini dapat diketahui dengan jelas baik oleh pihak BPP Kamal dan tentunya Bapak Mulyadi, selaku ketua Pokta Karya Bumi. Pada tanggal 21 Desember 2022, bertempat di Kantor BPP Kamal, Inisiasi dan Penjajakan Awal Kegiatan Integrated Farming System Oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Bpp Kamal, dan Poktan Karya Bumi telah dilaksanakan dengan baik. Kegiatan “Mina Sayur” ini merupakan salah satu dari beberapa dari jenis kegiatan yang akan dikembangkan dalam suatu event kegiatan “Integrated Farming System”.

Integrated Farming System merupakan sistem pertanian dengan upaya memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan/pangan/holtikultura), hewan ternak, dan perikanan untuk mendapatkan agroekosistem yang mendukung produksi pertanian (stabilitas habitat), peningkatan ekonomi, dan pelestarian sumber daya alam. Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin kemitraan yang baik dan optimal dengan Poktan Karya Bumi, menyediakan akses kegiatan akademik dan praktikum lapang bagi mahasiswa/i Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, serta mengoptimal peran lembaga atau instansi terkait, upayanya dalam memoderasi pihak instansi akademik dan masyarakat sekitar dalam mendukung kegiatan.

Ruang lingkup kegiatan Integrated Farming System meliputi:

Gambar 3.  Ruang lingkup kegiatan Integrated Farming System (Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, 2022)

Bu Yuli (selaku perwakilan dari pihak BPP) menyampaikan bahwa konsep “Mina Sayur” yang akan dikembangkan ini memang belum pernah ada di wilayah Kecamatan Kamal, oleh karena itu perlu konsep dan design lahan yang baik untuk dapat mengoptimalkan perpaduan aktivitas sistem perikanan dan pertanian. Prof. Dr. Ir. Muhammad Zainuri, M.Sc (Guru Besar bidang Pengelolaan Sumberdaya Perikanan) menegaskan bahwa tidak hanya perpaduan aktivitas sistem perikanan dan pertanian saja, untuk jangka panjangnya kegiatan yang akan direalisasikan diharapkan dapat menghadirkan objek wisata dengan tema “dari Desa, Membangun Negara”. Oleh karena itu, keterlibatan Program Studi lain di lingkugan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura selain Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan diharapkan menjadi penguat untuk terealisasinya kegiatan Integrated Farming System (IFS).

Gambar 4. Proses diskusi kegiatan Integrated Farming System

Bu Catur (Koorprodi Agroteknologi) yang juga turut diundang dalam kegiatan inisiasi dan penjajakan awal kegiatan IFS ini menyampaikan bahwa hal pertama kali yang harus dikerjakan adalah analisis kondisi lahan untuk mengetahui kondisi pH sehingga dapat diberikan perlakuan yang optimal. Pak Haryo (Dosen Budidaya dan sekaligus Kapuslit Garam di Universitas Trunojoyo Madura) mengimbuhkan bahwa selain kondisi pH tanah, kadar salinitas dari sumber air yang akan digunakan dalam kegiatan IFS juga perlu dimonitor dengan baik karena kegiata IFS ini sangat erat kaitannya dengan aktivitas makhluk hidup. Apabila dimungkinkan tidak hanya dikembangkan kegiatan “mina sayur”, tetapi juga kegiatan bercocok tanam menggunakan jenis padi “saline” secara khusus. Bu Indah (Dosen Estuari sekaligus partner akrab Pak Haryo di bidang Budidaya) menambahkan, selain jenis tanaman padi “saline”, juga dapat dimungkinkan jenis tanaman sayurnya lainnya seperti sawi, kangkung, dan bayam. Adapun tanaman berkambium yang bisa dikembangkan dapat berupa tomat dan terong.

Hal yang tidak kalah pentingnya untuk dikerjakan selain konsep pertanian dan perikanan, menurut Pak Farid (Dosen Kewirausahaan dan juga aktif sebagai pengembang Ekowisata Perairan), pengembangan rumput “Pak Cong” sebagai alternatif pakan ternak untuk aktivitas budidaya perikanan. Beliau juga mengusulkan terkait pembudidayaan dan pengembangan ternak “Kambing Poteh” yang dapat dijadikan sebagai salah satu unit bisnis Mahasiswa Program Studi MSP. “Kotorannya kan bisa dijadikan sebagai pupuk kandang untuk tanaman sayuran dan padinya”, celetuk Pak Farid. Pak Bobby (Dosen Biokimia Perairan sekaligus Jaminan Mutu Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan) menginstruksikan bahwa mahasiswa/i Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan dapat diarahkan segera untuk melaksanakan kegiatan praktikum (misalnya: pengecekan kualitas perairan dan kondisi lahan meliputi beberapa parameter fisikokimia dan biologi) sekaligus sebagai kegiatan awal untuk memulai kegiatan IFS.

Oleh karena itu, Pak Hafi (Dosen Pengolahan Hasil Perikanan sekaligus Ketua Jurusan Kelautan dan Perikanan) menginformasikan bahwa Fakultas Pertanian juga telah menjalin kegiatan inisiasi kerja sama dengan Desa Candi. Beliau menambahkan, “Insya Allah, kegiatan IFS yang akan dihandle oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan ini juga akan didukung baik oleh Fakultas, hanya saja stakeholder siapa saja yang terlibat perlu ditegaskan dan dispesifikkan peran dan jobdescriptionnya masing-masing”. Hal ini diselaraskan oleh informasi dari Pak Firman (Dosen SIG dan Remote Sensing untuk Sumberdaya Perairan sekaligus Wakil Dekan II Fakultas Pertanian) bahwa diharapkan terbentuknya Desa Binaan yang dikelola oleh Fakultas pertanian dengan melibatkan beberapa Program Studi terkait. Oleh karena itu, beliau menitikberatkan pada “legalitas kegiatan IFS” baik melalui MoU dan MoA agar dapat dihimpun dan direalisasikan dengan baik dengan mempertimbangkan beberapa kewajiban dan hak dari beberapa pihak atau stakeholder yang terlibat.

Pak Mulyadi yang dalam hal ini diwakili oleh Bu Mulyadi menyampaikan ucapan dan rasa terima kasih kepada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan dan BPP Kamal yang telah mengajak Poktan Karya Bumi untuk dapat dijadikan sebagai objek yang akan dikembangkan untuk kegiatan IFS. Beliau menyampaikan bahwa Poktan Karya Bumi besiap dan berupaya sebaik mungkin untuk dapat berkolaborasi aktif dalam kegiatan IFS ini. Bu Mufaidah (selaku Staf Penyuluh Pertanian di BPP Kamal) telah mengenal Pak Mulyadi (selaku Ketua Poktan Karya Bumi) dengan baik selama kurang lebih 6 tahun. Beliau juga pernah mengawal proses terbentuknya Badan Hukum dari Poktan Karya Bumi yang sekarang telah mempunyai sejumlah 45 anggota aktif.

Berdasarkan kegiatan inisiasi dan penjajakan awal kegiatan Integrated Farming System oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Bpp Kamal, dan Poktan Karya Bumi, telah disepakati pengelolaan lahan atau objek tanah dengan ukuran 30 x 40 m = 1.200 m2. Di sekitaran lahan ini terdapat sumber air yang merupakan hasil inisiasi kegiatan pengabdian masyarakat dari DKP Provinsi Jawa Timur. Program Studi Manajemen berharap agar keterlibatan segenap Dosen di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan khususnya, dan juga beberapa segenap Dosen di lingkungan Fakultas Pertanian agar dapat turut aktif dan berkolaborai bersama dalam kegiatan IFS ini. Sehingga harapan akan adanya Desa Binaan atau bahkan Objek Wisata dapat direalisasikan dengan baik dan optimal, tentunya dengan adanya dukungan dari berbagai kalangan masyarakat dan juga pihak pemerintah selaku penentua kebijakan publik.

Gambar 5.  Lokasi Poktan Karya Bumi, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan

Gambar 6. Dokumentasi inisiasi dan penjajakan awal kegiatan Integrated Farming System oleh program studi manajemen sumberdaya perairan, bpp kamal, dan poktan karya bumi

Leave a Comment